Pengalaman Acne Facial Treatment di Clariskin
Hello,
Angels!
Di tulisan
kali ini, aku kembali menggunakan Bahasa ya agar mudah dipahami dan bisa
membantu kalian yang sedang cari informasi tentang treatment di salah satu klinik estetika, khususnya di Clariskin yang hanya ada
di Surabaya saat ini.
Kalau kalian adalah
pembaca setia di blog ini, kalian pasti tahu dong dengan pengalaman burukku
dengan klinik estetika beberapa tahun yang lalu. Bagi yang belum tahu, mungkin
bisa diintip sejenak link diatas. Pengalaman itu jelas membekas di hati dan
pikiranku, dan aku jadi kapok bangeet! Kapok berkunjung ke klinik estetika manapun, dari 2012 hingga saat ini, 2017. 5 tahun sudah aku tidak pernah mau menerima invitation/treatment apapun yang
berkaitan dengan klinik ☹
Tapi, beberapa
waktu yang lalu, aku diundang untuk menghadiri acara Beauty(phi)losophy oleh Clariskin. Clariskin ini juga merupakan satu klinik estetika yang notabene baru
di Surabaya, dan jujur saja, somehow,
I have good feeling about this one – so let’s
try it, shall we?
Jadi sekitar
3 minggu yang lalu, aku datang ke Clariskin ditemani oleh Ce Nessya. Karena
baru pertama kali masuk, aku senang sekali melihat tempatnya yang lapang serta interior yang bagus. Clean and simple gitu.
Langsung saja kita berdua menuju ke resepsionis, dan susternya yang ramah segera menyambut kami dan memberikan sebuah kartu untuk diisi data diri dan kondisi umum tentang kulit kita. Kalau di Clariskin, sebelum treatment apapun dilakukan, akan ada sesi konsultasi gratis dengan dokter yang sedang bertugas disaat kita datang. Jadi kartu yang diisi tadi akan diberikan ke dokter, dan kita akan langsung dipanggil untuk masuk ke ruangan dokter dan bisa konsultasi langsung soal permasalahan kulit kita secara mendetail dan dapat penjelasan serta rekomendasi langsung dari dokter. Asyik, kan?
Lucky us,
hari itu semua dokter lain yang biasa bertugas di Clariskin sedang mengikuti
seminar di lain tempat, dan hanya ada Dr. Ivan yang bertugas. Dr. Ivan biasanya
menangani kasus yang lebih kompleks, seperti yang berkaitan dengan layanan utama Clariskin seperti lifting dan tanam benang gitu. Tentunya kita antusias banget dong, bisa dapat
kesempatan untuk ngobrol dan konsultasi dengan pakar sekaligus founder dari Clariskin sendiri! Yey 😊 😊 😊
Setelah Ce
Nessya konsultasi, berikutnya adalah giliranku. Saat ditanya apa keluhan
kulitku, dari zaman SD jawabannya tetap sama: jerawat! Duh, nggak pernah bisa
100% mulus gitu. Ini juga yang aku ceritakan ke dokter. Namun, secara
mengagetkan, Dr. Ivan juga bilang kalau diwajahku ini banyak bekas jerawat yang
belum hilang. Jadi meskipun yang muncul di permukaan mungkin tidak seberapa,
namun yang lalu juga tidak seutuhnya sudah pergi lho!
Dr. Ivan
kemudian menjelaskan 5 penyebab timbulnya jerawat:
Bakteri
Nah ini
bakteri ini ialah sebab yang paling umum. Malas membersihkan muka bisa jadi
pencetus utama timbulnya bakteri.
“Tapi, aku rajin banget lho bersihin muka, Dok.” ☹
Dr. Ivan
kemudian bertanya, perawatan wajahku sehari-harinya bagaimana. Aku jelaskan, dan aku ceritakan juga kalau aku pakai
pelembab yang mengandung whitening agent.
Langsung diomelin!
Why? Karena
kulit yang berjerawat, tidak boleh pakai produk apapun selain yang khusus untuk
mengobati jerawat. Kalau jerawat kamu sudah sembuh total sih bebas saja, namun
produk yang mengandung banyak vitamin seperti whitening, anti-aging, dan
lainnya itu akhirnya menjadi makanan dari bakteri untuk betah tinggal di bawah
lapisan kulit kamu. Akibatnya, jerawat jadi nggak sembuh-sembuh. Meski kamu
mungkin nggak breakout secara ekstrim
dari produk tertentu, namun jerawat kamu nggak sembuh-sembuh amat!
Dan memang
betul itu yang aku alami. Aduh.
Hormon
Seperti yang
kebanyakan wanita tahu, kalau menjelang menstruasi misalnya, atau saat hormon
kacau akibat kehamilan atau pemakaian pil KB, jerawat bisa membeludak.
Pengobatan untuk jenis jerawat yang timbul karena hormon ialah dari obat hormon
juga.
Alergi makanan
Dr. Ivan secara
blak-blakan bilang kalau dia tidak bisa melarang aku untuk makan ini dan itu
yang notabene “dianggap” sebagai pemicu jerawat, karena alergi makanan dari
setiap orang berbeda. Untuk itu, solusinya, Dr. Ivan menyarankan untuk mencatat daftar makanan kamu di sebuah buku kecil gitu. Jadi kalau kamu bangun
pagi dan menemukan ada jerawat muncul dan hormonmu juga sedang normal, bisa ditelusuri deh makanan apa
yang sekiranya merupakan pencetus dari
jerawat itu!
Salah/Tidak Cocok dengan Produk Tertentu
Kalau yang
satu ini, pengobatannya cuma ada satu: stop pakai produk tersebut! Pemicu
jerawat yang ini paling mudah ketahuan dan ditelusuri ya :D
Stres
A happy heart makes a happy skin. Jadi,
pengobatan untuk jerawat yang timbul karena stres ialah: berbahagialah dan
totolin obat jerawat. Beres!
Satu lagi nasihat
yang menohok namun berharga dari Dr. Ivan adalah:
“Ngobatin jerawat kamu itu gampang, tugas Dokter memang menyembuhkan. Tapi, kamu juga punya pe-er. Jangan nambahin jerawat. Cari tahu penyebab jerawat kamu, sebisa mungkin hindari. Kami yang mengobati, namun jangan ditambahin terus dan juga jangan suka pencet jerawat sendiri. Pilihannya kalau pencet jerawat cuma dua: jadi hitam atau bolong. Kamu pilih mana??”
Nah setelah
sesi konsultasi yang heboh ini, Dr. Ivan menyarankan aku untuk mengambil acne therapy treatment (Rp 300.000,-) dan ditambah lagi
penggunaan serum (Rp 50.000,-) khusus jerawat saat treatment.
Hari itu, aku dilayani oleh Sus Yesy.
Aku tidak bisa mengambil gambar banyak-banyak ketika treatment, karena lampu kamar dimatikan untuk membuat klien lebih
rileks. Musik
instrumental yang diputar dan AC yang dingin banget juga semakin mendukung,
jadi ngantuk dan rileks banget…
ini ada baju handuk yang akan kita pakai, sebagai ganti dari baju atasan kita. biar waktu massage nggak kotor kena baju kita. |
Pertama,
wajah kita akan dibersihkan dengan cleansing
milk. Jadi, biarpun kamu datang tanpa makeup seperti aku, tetap akan dibersihkan sambil dipijat gitu biar lebih rileks
dan peredaran darah di wajah lancar.
Setelah wajah
kita bersih, langkah berikutnya adalah scrubbing.
Karena perawatan ini adalah
untuk kulit berjerawat yang umumnya sensitif dan mungkin ada inflamasi di
beberapa bagian, scrub yang digunakan
itu lembut banget, tanpa butiran kasar, nyaris mirip peeling gel gitu tapi ini bentuknya krim ~
Selanjutnya,
kita akan di-massage di seluruh
wajah, leher, hingga ke bahu dengan krim khusus massage juga. Pijatannya enak, tidak terlalu keras, malahan seperti
mesin karena tangan dari Sus Yesy keduanya bergerak cepat banget nyaris se-gentle alat massage yang getar itu.
Proses
selanjutnya adalah face steam, agar
pori-pori kamu terbuka saat ekstraksi sehingga komedo atau whiteheads bakal lebih mudah diambil tanpa tekanan atau usaha
berlebihan yang mungkin dapat mencederai kulit kamu.
after steaming. fresh face! |
Nah, kini
tiba saatnya ekstraksi. Jujur, aku kaget sekali sih waktu whiteheads pertama diambil, karena benar-benar tidak terasa sakit
sama sekali! Setelah aku perhatikan lagi, ooh ternyata karena proses ekstraksi
ini menggunakan pinset. Jadi bukan dipencet ya guys, bukan dipencet. Dipinset
gitu!
Kalau belum terbuka porinya, mungkin sedikit dibuka dengan ujung pinsetnya yang tajam, terus baru deh diambil whiteheads-nya pakai pinset. Sakitnya miniiiiiim banget, dan sangat tolerable! Ini mah nggak sakit sama sekali kalau dibanding dengan pengalamanku facial yang terdahulu.
Kalau belum terbuka porinya, mungkin sedikit dibuka dengan ujung pinsetnya yang tajam, terus baru deh diambil whiteheads-nya pakai pinset. Sakitnya miniiiiiim banget, dan sangat tolerable! Ini mah nggak sakit sama sekali kalau dibanding dengan pengalamanku facial yang terdahulu.
Seusai ekstraksi,
ada satu tahap yang menarik nih sebelum pengaplikasian serum. Wajahku akan “disetrum”
dengan HF, alias heat antibacterial
frequency. Aku bilangnya disetrum, karena baunya kayak…bau sangit. Apa ya,
bau gosong gitu lho. Alat ini mentransmisikan frekuensi tinggi ke wajah kita
seusai ekstraksi, yang mungkin luka dan membengkak di beberapa bagian, agar
menjadi steril dan tidak kemasukan bakteri saat pulang nanti. Keren!
Sesudah HF
tadi, sekarang waktunya aplikasi serum acne.
Tahap ini optional ya, kalau kalian
tidak meminta untuk aplikasi serum saat konsultasi dengan dokter tadi maka
langsung lanjut ke tahap terakhir.
Tahap
terakhir adalah masker, yay! Aku suka banget sama maskernya, clay mask. Tipe masker ini peel-off, dan
saat diaplikasikan itu adeeeeeem banget. Di maskernya ada biji rempah-rempah gitu, lucu ya? Mukaku jadi
mirip Hulk hehe.
15 menit kemudian, masker sudah kering dan dapat dikelupas. Terakhir, Sus Yesy membersihkan wajahku lagi dengan toner
dan mengaplikasikan suncream karena
di luar sana matahari masih bersinar dengan teriknya.
Setelah
keluar dari ruangan, ada teh hangat yang tersedia untuk kita lho agar lebih lengkap rasa rileks seusai menjalani perawatan. Very thoughtful of them!
Nah satu
lagi, yang aku mau ceritakan lebih jelas disini. Mukaku ini sensitif banget,
gampang banget jadi merah atau bengkak gitu susah kempesnya. Umumnya kalau aku facial di tempat lain dulu, itu bengkak
bekas ekstraksi bisa tahan sampai 2-3 hari ☹ bahkan ada yang meradang. Tapi di Clariskin, ini serius ya, malam harinya sudah mulai mereda
bengkaknya!! Besok sudah nggak merah lagi!
***
Ini muka sesudah facial, no filter at all ya! Kinclong dan glowy gimana gitu kan? Ada kemerahan sih, bengkak di beberapa bagian bekas ekstraksi, but not too noticeable~ |
Thank you
Clariskin for such an amazing treatment and hospitality during my visit! Aku
benar-benar terkesima dengan facial mereka,
dan pastinya bakal balik lagi lain kali ~ Bener-bener recommended deh facial disini kalau kamu punya kulit
yang super sensitif kayak aku, dan mudah kemerahan, disini treatment-nya gentle dan
hati-hati banget! Love love love!
Sekian dulu
ya post yang panjang ini, semoga kalian terbantu dengan sharing pengalaman aku
ini dan nggak bosen karena kepanjangan ☹ Aku berusaha merinci setiap tahap
agar informasinya jelas buat kalian yang penasaran <3
Thank you for reading, have a nice day!
1 kisses
makasiih kak infonyaa https://bit.ly/2xYOaOv
ReplyDelete