Skincare vs. Makeup: JERAWAT?!
Hi Angels!
Di tulisan kali ini aku akan menggunakan bahasa Indonesia
sebagai pengantar, supaya lebih mudah gitu dalam ‘berekspresi’, karena hari ini
aku akan membahas sesuatu yang agak sensitif di dunia kecantikan:
Skincare vs. Makeup: JERAWAT?!
taken from acne.com |
Sebelumnya aku mohon maaf terlebih dahulu karena tulisan ini
mungkin akan ‘menampar’ sebagian pembaca – bukan nyentil lagi nih soalnya udah
gak mempan disentil rupanya – namun aku yakin, diantara kalian akan banyak yang
mungkin sepaham dan setuju dengan apa yang aku tulis disini. Jadi, dari awal
aku mau klarifikasi dulu kalau tulisan ini dibuat hanya murni pendapat pribadi
dan sesuatu yang mau aku bagikan, tidak pernah bermaksud untuk menyinggung satu
dan lain pihak. Ya...kalau ada yang tersinggung, menurut pepatah sih,
“Kalau emang nggak bersinggungan
dengan kenyataan, nggak akan tersinggung dong.”
Hehe. Sadis atuh eke.
***
70% masalah utama yang paling banyak dihadapi oleh mereka
yang hobi makeup dan skincare, ialah jerawat.
Hari ini aku akan membahas, mengapa jerawat sih yang jadi masalah utama. Pertama,
yuk kita membahas asal-muasal jerawat dari pengalamanku sendiri dan sharing dari
beberapa teman. Aku (dengan seenaknya sendiri) mengelompokkan penyebab jerawat jadi 2
kategori besar:
Nasib
Yah. Judulnya emang nasib.
Nasib berbicara tentang sesuatu yang dapat diubah, namun tidak semudah membalik
tangan untuk merubahnya. Antara lain, penyebab karena ‘nasib’ meliputi:
·
Hormon
Emang
mau bagaimana lagi, hormon nggak stabil buat kamu jerawatan dari dulu
sampai...entahlah kapan. Di beberapa kasus obat hormon juga berperan, ada yang
sembuh karena pil KB tertentu dan ada yang nggak cocok pil KB sampai jadi
jerawatan parah padahal sebelumnya mulus bak pualam.
·
Air
ledeng
Distribusi
air bersih itu sesuatu yang ‘relatif’. Bersih menurut kamu, belum tentu ‘bersih’
yang diminta kulit kamu. Mau pakai antiseptik, kok ya nggak mempan. Apalagi
komplain ke PDAM. Nggak bakal digubris karena airnya emang bening, tapi
kandungan didalamnya apa nggak tau deh.
·
Kulit
sensitif/eczema/dermatitis
Udah
nasib juga. Nggak ada satupun yang mau dilahirkan dengan kondisi kulit
demikian. Mudah iritasi dan gatal-gatal. Hiks. Yang bisa dilakukan berusaha
mencegah agar tidak kambuh, kalau sembuh 100% agak susah namun nggak kambuh
saja sudah bagus.
·
Sinar Matahari
Sinar kehidupan
ini nggak hanya bisa menimbulkan flek saja ternyata, namun jerawat juga. Banyak
juga orang yang menderita ‘sun sensitive’, dimana kulit memanas, radang, dan
mengelupas apabila terkena matahari. Singkatnya, alergi matahari lah. Kalau
saya, saya alergi sunscreen. Sama mataharinya enggak. Aneh kan...
·
Pengobatan
Ini salah satu faktor yang aku alami sendiri. Nggak ada orang yang mau sakit
dan diobati dengan pengobatan yang punya efek samping. Contoh ekstrimnya
radiasi, yang sederhana minum obat. Konsumsi obat yang berkelanjutan pasti akan
berdampak pada kulit juga.
·
Udara, Angin, Faktor Cuaca Lain
Banyak orang yang kulitnya mendadak sensitif karena
perubahan musim. Angin yang membawa debu bagaimanapun bakal jadi cikal bakal
jerawat, no matter how deep you cleanse your skin later. Lingkungan yang kurang
bersih dimana kita biasa beraktivitas sehari-hari juga susah untuk dihindari.
Masa iya aku nggak kuliah lagi karena kampus begitu berdebu dan banyak pasir
halus berterbangan...
Yang kedua ialah, Malas.
Malas
Malas ialah suatu sifat yang dimiliki
oleh semua manusia. Hanya, tingkat kemalasan itu berbeda antara satu sama lain.
Malas tidak sama dengan nasib. Malas
ini dapat dihindari atas kemauan pribadi, kalau nasib sih cuma dapat dicegah
dan diperbaiki, tidak dapat 100% dihindari sebelum terjadi. Macam-macam
kemalasan:
·
Malas
bersihin makeup
Capek
bangeeeeeet setelah seharian kerja atau kencan bareng doi. Peduli amat dah,
sekali ini aja nggak cuci makeup dengan bersih. Pakai aja air pembersih ajaib itu, nggak usah cuci muka. Kan, udah
bersih, nggak usah pakai air ledeng lagi. Kemudian jerawatan, dan menyalahkan
produk ‘air ajaib’ tersebut yang jelek. Yaelah...
·
Malas
merawat kulit
Duh,
foundation merk ‘X’ nih bagus banget! Klaimnya bisa memutihkan mencerahkan sekaligus
menutupi seluruh dosa di wajah. Atau, concealer merk ‘Y’ yang bisa menutupi
tato permanen sekalipun. Meski harganya ratusan ribu, atau bahkan jutaan, pasti
dibeli dong. Kan ajaib gitu. Instan, mudah, hasilnya mempesona. Tapi untuk
perawatan wajah...beli sabun 15 ribu aja dia komplain sama mbak-mbak Indomaret,
protes atas kenaikan harga sebesar seribu dua ratus rupiah. Situ sehat, mbak?
Mungkin
kalau bisa pakai foundation untuk cuci muka atau mengecat wajah secara permanen
dengan foundie tersebut, orang ini akan melakukan hal tersebut.
·
Makanan
Gorengan
memang menggoda. Begitu pula dengan keju. Yummmmmm. Membayangkannya saja, ini
air liur sudah nyaris jatuh ke pangkuan lho. Tapi kalau setiap hari yang
dikonsumsi ya gorengan, ya sambal, ya yang manis-manis...Kapan bisa mulus.
Jangankan
bisa mulus, sehat saja belum tentu.
Ayo, coba
selidiki lagi deh makanan kamu.
Sekian dulu penyebab jerawat menurut versi aku. Nah,
berikutnya aku akan membahas, kenapa jerawat jadi penyebab utama pertikaian tiada
akhir antara Betmen dan Supermen, eh salah, skincare
vs. makeup ding.
taken from modiface.com |
Sudah bukan puluhan kali celotehan bernada mengejek dan
menghakimi yang masuk ke telinga aku mengenai perdebatan benar salah antara
kedua kubu ini. Mungkin telinga kalian juga sama penuhnya dengan kotoran akibat
banyak dijejali ocehan. Tenang aja, aku juga merasakannya. Kulitku yang
sensitif dan berjerawat ini selalu dihakimi karena dua hal:
- Pertama, kamu kebanyakan pakai makeup.
- Kedua, kamu sih coba-coba skincare nggak ada berhentinya. Mbok ya kalau ada yang cocok, berhenti deh.
Aku nggak pernah berargumen balik. Malas. Bukan karena takut
kalah berdebat, namun aku sudah malas melihat wajah orang itu. Ih, kasar ya?
Kasar memang, tapi kulit dia pun nggak lebih baik daripada kulitku.
well said. |
Kita mungkin selama ini berpikir, untuk apa sih menghabiskan
uang di perawatan kulit yang mahal. Aku sudah banyak nih, digosipin baik secara
langsung maupun diam-diam tentang skincareku. Mungkin kita sering tidak sadar, kepo
dengan hidup seseorang sampai ke harga sabun muka yang dipakai dia. Oh well...
Nggak ada lho yang mau punya kulit sensitif macam aku. Nasib,
ingat? Aku dan mereka yang berkulit sensitif lainnya, hanya berusaha untuk
membuat nasib dan kulit kami lebih baik. Produk murah, mahal, semua kami coba
lho. Kalau memang cocok dengan produk murah, sujud syukur. Kalau mahal, ya
sudahlah semoga dilancarkan rejeki untuk bisa repurchase.
Ironisnya, mereka yang bergosip ria mengenai harga dari
produk skincare orang lain itu ternyata lipstiknya YSL semua. Foundation
mahalnya berjejer, selusin botol dengan harga ratusan ribu per botolnya.
Concealernya paling dahsyat di jagad raya dan harganya selangit. Namun produk
skincarenya...cuma air ajaib dan sabun cuci muka. Lantas di setiap kesempatan mereka
memuja-muja produk makeup mereka, sibuk bersenandung bagaimana hebat performa
produk tersebut yang melampaui ekspektasi dan klaimnya. Menghujat mereka yang
berkulit ‘jelek’, namun tidak sadar juga dengan kondisi kulit mereka yang
yah...nggak baik-baik amat juga.
Emang gak jerawatan sih, tapi banyak masalah kulit lain, dan
itu nggak lebih bagus dari nggak jerawatan juga.
Sebaliknya, aku tidak akan menghakimi kaum mereka itu. Aku sedih
saja, karena aku pernah ada disana.
Yep, aku pernah merasakan bagaimana begitu agungnya foundation Estee Lauder
yang super ajaib dalam menutupi dosa di wajah.
If I could wear it daily, I would.
Dulu aku juga berpikir seperti itu. Sayangnya, at the end of the day, kita semua akan
kembali lagi kerumah dan menghapus semua topeng makeup didepan kaca. Setelah
itu, apa? Hanya ada kita dan bayangan diri di
cermin.
Dan apakah, kita sendiri masih bisa
menerima kondisi kulit kita saat semua makeup dihapus?
Jujur, aku tidak bisa.
Aku merasa insecure, alias tidak nyaman
dengan diri sendiri. Masalahnya, 5 menit lalu wajahku cantik dan mulus
bersih namun sekarang tidak. Apakah itu salah makeup? Tidak. Setiap orang berhak tampil cantik dan memoles diri. Aku
masih suka pakai makeup sampai saat ini, sebagai hobi. Hobi yang aku lakukan
dikala senggang dan memang mood untuk melakukannya. Terus, salahnya dimana?
Kembali ke poin penyebab jerawat diatas, salahnya ya di poin malas. Mengapa kamu malas menjaga
tubuh? Mengapa sih malas merawat kulit, dikala kulitmu butuh perawatan? Memakai
makeup dan memulas wajah berjam-jam kamu tidak bosan berdiri didepan cermin,
namun menghapusnya dalam 15 menit saja kamu malas. Apa itu salah produk? Jelas
bukan! Salah kamu sendiri itu mah.
Siapa bilang kulit kamu nggak akan jadi bagus meski dirawat?
Yang penting adalah telaten. Harus
sabar. Itu kuncinya. Ingat, skincare bukan makeup yang bisa didempulin secara
cepat ke wajah dan hasilnya maknyus sekejap. Skincare butuh waktu untuk
menyerap dan bekerja memperbaiki dan merawat kulit kamu.
Aku juga nggak pernah mengatakan bahwa perawatan yang lebih
mahal jatuhnya akan lebih bagus dari
mereka yang lebih murah secara harga. Memang betul ada harga ada kualitas, tapi
semua kembali lagi ke kecocokan kulit masing-masing. Jadi jangan pernah nyerah
dan lelah mencoba untuk cari perawatan kulit yang tepat.
Ingat, wajah cuma
satu, dan dibawa sampai mati lho...
***
Yuk, mulai kita bijak
dalam memilih. Tidak usah memilih untuk membenci satu atau lain kubu secara
spesifik dan menjauhinya dengan apatis. Nggak usah ribut lagi soal cantik
natural, atau cantik karena bedak. I don’t care.
Yang terpenting adalah, terlihat
wajar. Tidak inginkah kamu terlihat normal, cantik secara wajar – yah, gak
usah cantik-cantik amat lah – baik tanpa makeup maupun tidak?
Ayo
berubah dan mulai seimbangkan antara makeup dan skincare. Percayalah, when you do, you will love yourself more.
Kamu nggak akan menjadi nggak pede dengan wajah kamu lagi. Kamu akan berusaha
bersyukur dan menerima kulit kamu apa adanya, baik berjerawat karena nasib –
seperti aku – maupun karena kemalasan, namun juga berusaha merawat sebaik
mungkin agar wajar dipandang.
Setuju girls? ;)
***
Silakan berkomentar yuk, sharing opini dan kritik maupun
saran kamu di kotak dibawah. Aku tunggu ya!
XOXO, carls.
0 kisses